Nyla Butik

#‎salah‬ satu sahabat baik owner Nyla Butik
 "Teh, kalau di Jakarta jadwalnya padat banget ya?" Beberapa ibu bertanya seperti itu

Iyaaaa, selama di Jakarta jadwal Business Coaching sejam sekali dengan pengusaha yang berbeda..
Tapi tetep happy banget, selalu menambah jumlah sahabat baik plus partner dari waktu ke waktu :)

Menuliskan Sejarah


Mengenal beliau sejak tahun 2009, pada tahun itu saya diminta menuliskan biografinya ketika beliau masih ada di Jepang. Hubungan baik terjalin hanya melalui email.
Lalu, kontak kami terputus hingga pertengahan Maret kemarin saya dihubungi sebab beliau sudah kembali ke Indonesia dan meminta saya untuk kembali menuliskan biografinya. Saya menolaknya!

"Bapak akan lebih puas menuliskan biografi bapak sendiri. Saya akan melatih bapak. Bapak memang bisa membayar saya berapapun juga, tapi bapak akan kehilangan nilai dari sebuah sejarah yang bapak alami sendiri. Percayalah menuliskan sejarah sendiri akan lebih puas." Ujar saya.

Awal bulan April ini, saya meng-coaching beliau untuk menulis bukunya sendiri hanya dalam dua hari saja dan alhamdulillah proses penerbitan buku pun lancar hingga ke penerbitan major.
Selamat, Anda lulus, pak!

Sweet Nanit


Alhamdulillah resmi sudah si sulung yang berusia 6 menuju 7 tahun memiliki brand bisnisnya. Sweet Nanit akan jadi leader produsen dan distribusi Puding Sehat Aneka Rasa, insya Allah
Mohon doanya ya, ibu-ibu doyan bisnis, Nanit akan jadi bagian dari komunitas kita...amiin

Menulis Itu


Kemarin, pertemuan dengan para pejabat, saya kembali mengcampaign pentingnya skill menulis. "Bahkan, di status facebook pun skill menulis itu penting. Tidak peduli apapun profesi Anda."
Gara-gara statement itulah saya langsung diajak diskusi lebih intens terkait dengan penulisan.

"Saya ingin menyejarahkan diri seperti yang teh Iin bilang. Tapi sanggupkah saya menulis dengan waktu yang super padat, bahkan hari minggu pun kadang saya bekerja." Ujarnya
"Menulislah pak, meski Anda memiliki waktu hanya 1 menit setiap harinya. Sejarah Anda akan menjadi nilai yang tidak akan hilang sampai kapanpun juga." Tegas saya


Menulis bukan artinya setiap saat Anda menulis tapi tangkap moment terbaik setiap hari untuk ditulis, meski ditulis dalam satu detik saja!

Metro TV


Dalam suatu wawancara di Metro TV tahun 2012 saya menceritakan bahwa berbisnis bukan hanya membutuhkan kekuatan uang untuk mengawalnya_jauh lebih penting adalah KEKUATAN MENTAL.
Cara berpikir dan mental yang POSITIF sangat membantu untuk keluar dari masa-masa bisnis yang SURAM.

Indscript Corp menuju 8 tahun pada 8 September 2015, bukan hanya pencapaian yang pernah didapatkan, terjun bebas dari posisi puncak menuju masa suram pun pernah dirasakan. Kalau saja saya menyerah, Indscript Corp akan hilang dari peredaran.

Alhamdulillah dengan kekuatan mental semua bisa diatasi. Salah satu yang saya pegang saat itu adalah ketika mendapatkan SUKSES tidak perlu bahagia berlebihan, ketika mendapatkan GAGAL tidak perlu sedih berlebihan__keduanya dinikmati dengan hati senang dan tenang.

Bolehkah Bunda Membantumu Jualan?


Barusan, saya tanya ke Nanit bagaimana jualannya hari ini? "Dari 38 puding, laku 7 puding hari ini." Ujarnya
"Nanit mau berdoa semoga dagangan Nanit laku." Tambahnya
"Bolehkah Bunda membantu menjualkan?" Tanya saya
"Tentu saja."jawabnya riang


Baiklah, Nit. Siapa tahu ada tante dan budemu yang mau bikin acara bisa pesan puding ungumu

Bunda, Ajarkan Aku Public Speaking


Tiba-tiba saja Nanit begitu serius dengan bisnis yang dia jalankan sejak masih TK. Saya masih ingat pada saat pertama jualan resep jualannya sangat sederhana yaitu jelly buah. Resep itu diajarkan oleh ayahnya. Lambat laun dia makin penasaran dengan resep lainnya. Mulailah membuat cokelat, permen, donut, hingga masakan Jepang.

Dari semua resep yang sudah dia coba sepertinya dia jatuh cinta dengan PUDING. Sungguh saya pun setuju jika dia mengembangkan puding aneka rasa sebagai resep andalan jualannya. Selain mudah dibuat, puding bisa diolah dengan berbagai tambahan pelengkap. Variasi yang Nanit buat hari ini adalah puding ubi ungu, puding labu, dan puding pisang. Lariiiiis dagangannya hari ini :))

Nanit makin serius berbisnis hingga dia mulai menyiapkan diri untuk berbagi inspirasi dengan teman-teman sebayanya, "Bunda ajarkan aku public speaking" pintanya
Dengan senang hati saya mengajarinya seperti halnya sedang mengajar peserta baru___kali ini saya mendapatkan peserta dengan usia paling imut yaitu 6 menuju 7 tahun.
Selamat berbisnis, Nanit...bersiaplah go global, sesuai dengan permintaannya malam ini pada sang ayah, "Ayah, kita bicara bahasa Inggris yuk, Nanit mau ikutan Shark Tank" -))


Shark Tank adalah salah satu liputan bisnis berbahasa Inggris yang sempat dishare oleh Julie Nava. Julie, Nanit sangat terkesan dengan Mikaila, gadis kecil yang memiliki bisnis besar.

Nanit On Air


Memiliki Nanit seperti memiliki sahabat dan partner bisnis yang seru ;)
Hari ini, siaran perdana Nanit berbicara tentang bisnisnya di Cosmo101.9FM, Bandung

Terima Kasih Teknologi


Tahun 2005-2006 saya pernah bekerja di Batam. Pemilik perusahaan seorang perempuan yang sangat lihai berbisnis. Saat itu perusahaan menjual berbagai produk telekomunikasi, salah satu merknya adalah Siemen.
Banyak hal yang beliau ajarkan pada saya yang menjabat sebagai Operational Manager di perusahaan tersebut, salahsatunya adalah bagaimana orang Chinese belajar berdagang dengan penuh kerja keras.

Waktu berlalu, kini 10 tahun kemudian, kami kembali mengobrol melalui WA, sapaan pertama beliau adalah "kamu udah jadi seleb ya sekarang, masuk majalah dan tv nasional." Aaah saya hanya terpingkal-pingkal melihat sapaan beliau.
Hubungan baik dengan beliau meski kami berjauhan amat terpatri di hati, lalu kami janjian untuk diskusi tentang bisnis.


"Kapan kamu ke Batam, kita ngomongin bisnis?" Tanyanya
Saya menjawab, "Nggak perlu ke Batam untuk diskusi, kita pakai skype saja."


Dan hari ini kami pun diskusi by skype. Terima kasih tekhnologi...

Nanit...Go Media

Selamat Nanit untuk liputan pertamanya di media...

Tulisan Nanit


Meski harus diedit karena khas anak-anak menulisnya, Nanit makin terlatih menulis apa yang dia rasakan...
Dia memapah saya ketika kami berduet menulis, "Bunda, sebelum menulis semua cerita, kita susun dulu daftar isinya." Lalu kami saling bergantian mengisi satu demi satu penomoran daftar isi yang tetiba berjumlah 30 puluh cerita
Ini adalah salah satu tulisan Nanit yang membuat saya geli sekaligus terharu

Syukur yang Menyelamatkan Hati


Menjadi pengusaha bukan persoalan yang mudah. Diantara mimpi besar ingin membuat bisnis menjadi lebih berkilau, persoalan datang silih berganti dan selalu membuat pembelajaran semakin kaya.
SYUKUR dalam detiknya ternyata mampu membuat langkah kian terarah. Pencapaian besar tak perlu membuat bangga berlebihan, pencapaian kecil tetap menghadirkan bahagia, dan masalah tetap memberi syukur tanpa batas.

Indscript menuju 8 tahun merupakan sebuah langkah besar. Sebuah bisnis jasa penulisan yang bermula dari hobi bermetamorfosa menjadi profesi.
Terima kasih untuk syukur hari ini....

Anak Suka Menulis


"Bagaimana agar anak suka menulis?" beberapa ibu menanyakan hal ini pada saya dan saya selalu menjawab, "Mulailah dari ibu yang menulis"
Alhamdulillah, kini saya sedang menulis buku duet dengan Nanit
Yees, menuju buku kedua y, Nit...alhamdulillah

Berbagi Ide bersama Harian Fajar Cirebon


Kunjungan CEO Fajar Cirebon hari ini mengupas mengenai proses penulisan buku hingga jurnalistik yang sedang dicampaign oleh media lokal Cirebon ini untuk anak-anak SMA.
Saya turut berbangga hati dengan program edukasi yang akan melesatkan jumlah penulis terbaik di Indonesia, Insya Allah.

"Nanti kami ingin undang teteh untuk memberikan training untuk 30 remaja yang terjaring dalam program ini." Ujar perempuan muda, smart, dan aktif itu
Saya mengangguk...

Untuk program menulis, saya selalu bahagia menangkap setiap undangan.

Terima kasih sudah berkunjung ke Indscript Corp

Penerbitan buku tak ada matinya :)


Meeting di Sygma seperti membuka kenangan di awal-awal saya menulis buku. Sygma, dulu bernama Syamil telah menerbitkan dua buku saya di awal karir saya sebagai penulis di tahun 2005an.
Setelah saya memiliki perusahaan di jasa penulisan, Sygma menjadi salah satu klien kami. Di tahun 2012 kami mengerjakan project 20 buku ensiklopedi Indonesia. Pekerjaan yang menarik karena membuat saya menjadi lebih kenal Indonesia dan menyatukan ibu-ibu penulis di 33 provinsi.

Hari ini kami kembali meeting untuk project pembuatan buku kembali. Rasanya sangat fun dan luar biasa sebab bukan sekadar meeting, kami seperti reuni untuk kenangan masa lalu dan update dunia penerbitan masa kini.

Thanks Sygma untuk undangan hari ini....

#GueGilaBelajar


Perempuan yang selalu haus ILMU akan memancarkan aura semangat kepada perempuan lainnya...
Hastag ‪#‎guegilabelajar‬ menjadi ciri khas komunitas Indscript Corp.

Fajar Cirebon


Berbagi skill dengan media cetak merupakan salah satu cara bersilaturahmi dan menyebarkan ilmu lebih cepat dengan keunggulan media yang bisa menyasar ribuan hingga ratusan ribu mata setiap harinya....
Terima kasih, Fajar Cirebon yang mengundang di kelas Public Speaking dan mengulas di salah satu rubriknya

Meski Bukan Penulis, Tapi Menulislah!

Si sulung, Nanit tidak memiliki cita-cita menjadi penulis. Menurutnya menjadi penulis merupakan pekerjaan yang sibuk :))

"aku hanya ingin jadi guru." Ujarnya tegas.
"Apapun profesimu kelak, menulis akan membantumu untuk menyejarahkan diri dan pengalaman. Menjadi guru adalah pilihan yang tepat dan tuliskan setiap ilmu yang kamu miliki lalu bagikan tanpa jarak serta waktu."

Dan si sulung pun menulis buku pertamanya....

Motivasi Team


Selamat malam, sudahkah memberikan motivasi untuk team Anda?
Jika sudah, mimpi indah...

Untuk Apa Berbisnis


"Untuk apa berbisnis?" kira-kira begitu pertanyaan yag disodorkan oleh pengurus komunitas Ibu-ibu Doyan Bisnis, mbak Ari Kurnia yang sedang bikin kuis disana.
Banyak jawaban diberikan oleh para anggota, saya sendiri paling pertama menjawab karena tergelitik dengan pertanyaan itu.
Berbisnis, tentu selain sebagai salah satu penyokong financial, bagi saya bisnis merupakan RUANG BELAJAR yang tidak pernah berhenti.

Bisnis menghadapi pasang surut, masalah silih berganti, bahkan pencapaian-pencapaian tak terduga merupakan sebuah alat belajar yang menarik.
Terjun ke dunia bisnis di tahun 2007 hanya bermodalkan hobi menulis dan uang tak lebih dari 5 juta rupiah ibarat modal saya masuk universitas S4 dimana ilmu yang saya dapatkan selalu unpredictible, tidak ada dalam kurikulum belajar.
Kecintaan pada dunia menulislah yang membuat apapun yang terjadi dalam bisnis selalu terasa ringan untuk melangkah.


Kebermanfaatan yang saya coba gali dari bisnis penulisan untuk masyarakat seluas-luasnya membuat saya tetap ajeg dan komit mengawal bisnis ini.

Kecintaan pada bidang bisnis yang dijalankan adalah modal belajar lebih keras dalam bisnis tanpa terasa berat.
‪#‎menuju‬ 8 tahun Indscript Corp

Mudahkah Menembus Penerbit?


Di tahun-tahun saya memulai karir kepenulisan di tahun 2004, akses masuk penerbitan sangat sulit, belum populer social media untuk pintu awal mengetuk pintu penerbit, dan minim komunitas hingga training kepenulisan yang membuat saya selalu haus untuk belajar apa itu dunia penerbitan.
Modal saya kemudian adalah Percaya Diri untuk mengirimkan naskah dan menyiapkan telinga untuk mendengar kritikan, lalu menyempurnakan naskah kembali.

Editor pertama yang menolak naskah saya adalah Ali Muakhir. Pesan yang pernah beliau berikan untuk saya di perjumpaan pertama kami adalah, "mungkin di penerbit kami ditolak, tapi banyak pintu penerbit lain yang mungkin akan menerimanya." Saya mengambil tumpukan kertas print out dari naskah dengan sedih dan membiarkannya di lemari buku.
Akhirnya awal tahun 2005, naskah yang ditolak tersebut diterima oleh salah satu grup Kompas Gramedia dan langsung diterbitkan 3 jilid. 


Kepercayaan diri meningkat, ya, saya bisa menulis buku! Sejak itulah saya produktif menulis dan kini sudah menerbitkan lebih dari 60 judul buku sejak 2004 - 2014 (tahun ini masih menunggu antrian terbit)
Tahun 2007 saya pun memutuskan mendirikan Indscript Corp sebuah layanan di bidang penulisan_sebuah profesi yang saya cintai___meninggalkan puncak karir yang sebetulnya saya juga sangat mencintai karir tersebut. Dua pilihan yang sulit! 


Mencintai bisnis yang dijalankan memang mampu menjadi obat dari banyaknya persoalan bisnis. Mengawal bisnis tidak semudah mendirikannya, butuh kemampuan lebih untuk membuatnya terus berkembang dan tetap ajeg dari berbagai angin besar.


Seperti halnya bisnis, seperti itu pula penulis. Menjebol penerbitan pun akhirnya menjadikan menulis sebagai profesi bukanlah sesuatu yang mudah___untuk itulah Indscript Copywriting mencoba mentransfer pengalaman menjadi sebuah kekuatan.

Ibu Paini


Mendapatkan kunjungan dari Ketua Yayasan Penyandang Cacat Bekasi dan juga Perempuan Indonesia Terinspiratif versi majalah Kartini 2012, Ibu Paini. Beliau adalah wanita inspiratif yang mewadahi dan mendidik penyandang disabilitas dari beberapa kota di Indonesia.
Terima kasih sudah mampir dan berbagi ya, ibu Paini

Envyme


Alhamdulillah mendapatkan kunjungan gadis muda, cantik, pengusaha di bidang kosmetik dengan brand ENVYME, dan baru-baru ini menjadi juara UKM terbaik di Indonesia, hingga menjadi finalis Kartini Next generation 2015.
Makasih sudah menyempatkan hadir ke rumah teteh yaaaaa, adik cantik...

Up and Down


Dalam bisnis, masalah datang silih berganti namun satu hal yang harus dilakukan oleh para pebisnis adalah BERGERAK, terus bergerak mencari solusi, memunculkan inovasi, dan tidak larut dalam masalah...

Bisnis membuka NETWORKING


Saya semakin Jatuh cinta di dunia bisnis sebab tanpa saya sadari bisnis telah mendekatkan saya dengan orang-orang yang sewaktu saya kecil dan remaja hanya menganggap mereka ada di awang-awang.

Kini, bertemu ibu cantik Mooryati Soedibyo bahkan Alberthein Endah, dua sosok dari sekian banyak perempuan inspiratif menjadi jauh lebih mudah. Kami bahkan dipertemukan dalam berbagai kegiatan yang tidak pernah saya duga...

Terima kasih atas pilihan menjadi Ibu Rumah Tangga yang berbisnis sejak 2007

Vera


Ini dia penampakan asisten, partner, dan sahabat cantik di Jakarta.
Siapa lagi kalau bukan Verawati Latifa Spa? Sejak bertemu tahun lalu, insya Allah sudah tertambatlah hati ini kalau kami akan berjodoh

Menulis Jadi Kebutuhan


Pagi-pagi mengobrol banyak dengan klien Indscript Corp mengenai pentingnya menulis buku.

"Tujuan menulis buku bisa macam-macam kan, In. Sangat disesuaikan dengan kebutuhan mereka." ujar beliau dengan tegas.

"Ya benar, tujuan menulis buku salah satunya untuk menguatkan profesi yang dijalankan sehingga menjadi lebih unggul dibandingkan profesi yang sama lainnya." ujar saya
Menulis__kini menjadi kebutuhan semua orang.

Sikap Mental


Berpikir, bertindak, dan berjejaring secara positif untuk mengukir sejarah baik di setiap langkah

Dede Protes

Dede: Bunda harusnya bunda bisa nyetir
Bunda: Buat apa bisa nyetir?
Dede: Kalau mau kemana-mana nggak perlu tunggu ayah atau bi Ratih.
Bunda: Kalau ada ayah sama bi Ratih, Bunda nggak perlu nyetir
Dede: Ah Bunda mah :(((
Bunda: nyengiiir

Pecel + Bubur Lemu


Berkunjung ke Kampung Halaman, Ponorogo selalu menyisakan kangen pada makanan tradisionalnya.
Disana saya suka banget sarapan pecel dan diakhiri bubur lemu
Selamat sarapan pagiii....

Semua Ibu Punya Cerita


Dalam perjalanan menuju Bandung kemarin, saya berdua dengan sepupu berdiskusi tentang pola didik anak.
"Salah satu yang harus dilakukan ibu saat ini adalah terus belajar tentang bagaimana cara terbaik mendidik anak. Saya salah satu ibu yang harus melakukannya terus menerus." Ujar saya.

Ya, berbicara anak tak ada habisnya, maka, adalah satu kewajiban seorang ibu hebat untuk membagi kisah hebatnya mendidik anak pada ibu yang lain.
Menulis, adalah salah satu cara berbagi dan membaca adalah salah satu cara belajar.


Thanks cikgu Anna Farida bersedia mengawal kelas menulis buku parenting ini...

Intensitas Komunikasi


Dalam beberapa waktu ini, manajemen Sekolah Perempuan (SP) terus intens berkomunikasi. Kami membahas bukan hanya bagaimana agar alumni SP semakin meningkat tapi bagaimana agar karya para alumni terserap penerbit.
Berbicara penerbit memang membutuhkan kesabaran dan mental yang cukup kuat sehingga satu persatu karya terpajang indah di toko buku.

Bagi penulis pemula, aktivitas mengejar deadline penulisan 1 buku dalam 3 bulan bukan juga persoalan yang mudah, meski kurikulum di SP lengkap membahas dari A-Z penerbitan buku. Jauh lebih sulit lagi menerima ketika naskah buku yang sudah susah payah dibuat tidak lolos penerbitan. Beberapa diantaranya kemudian merasa tidak berbakat menulis, tapi ada juga yang kemudian menjadikan penolakan sebagai lecutan untuk "menulis naskah selanjutnya"

Intensitas komunikasi antar mentor dan mentee di Sekolah Perempuan hendaknya menjadi salah satu cara untuk menyelesaikan persoalan demi persoalan dalam berjuang menerbitkan buku. Ya, menulis buku yang membutuhkan perjuangan TAPI setelah terbit akan menjadi sejarah tak kenal zaman.

Mari perempuan, kita menulis meski memulai karir menulis bukanlah persoalan yang mudah.

Selamat kepada alumni Sekolah Perempuan yang sudah menerbitkan buku, mbak Handayani Abd Widiatmoko, mbak Dian Noviyanti, mbak Sari Agustia, mbak Arlyn Crafts, mbak Dedeh Sri Ulfah, serta penulis keren mbak Ike Nereng
Selamat kepada alumni Sekolah Perempuan yang menunggu antrian buku terbit, mbak Wury Green Kids, mbak Ida Susanti, dan Ummi Aleeya
Selamat kepada alumni yang telah menyelesaikan naskah dan menunggu ACC penerbit mbak Suci Shofia serta seluruh alumni yang tidak pernah berhenti berjuang untuk melahirkan sebuah karya hebat.

Terima kasih untuk super team SP yang selalu memberi inspirasi dan kekuatan untuk tumbuh bersama: Cikgu Anna Farida, Cikgu Julie Nava, Cikgu Ida Fauziah dan ibu Buku Directselling Kartikowatidh

[3] Perjalanan Kenangan : Sakitnya OrangTua, Cobaan Anak


Kepulangan saya ke Ponorogo adalah karena adik almarhum Bapak sakit Stroke. Bapak pun di akhir usianya sakit karena stroke, demikian juga adik dan kakaknya meninggal karena stroke.
Saya dan sepupu yang datang ke Ponorogo saling wanti-wanti untuk menjaga kesehatan, "sepertinya turunan kita sakitnya memang stroke. Aku takut juga." Ujarnya.

Lalu saya berkaca pada diri saya sendiri. Makan apa saja masih belum bisa saya hentikan, maka solusinya adalah saya mulai berolahraga 1 jam per hari. Tapi, tentu tak cukup dengan ini! Saya bertekad memiliki pola hidup lebih baik, terutama pola makan.
Dan, hari ini saya kembali tersentak ketika salah satu kerabat mengatakan, "sakitnya orangtua, cobaan anak." 


Saya belajar memaknai sakit bukan sekadar sakit, namun memaknainya sebagai salah satu jalan belajar lebih banyak dari sakitnya orangtua.

[5] Perjalanan Kenangan : Indari Penulis?

Hari pertama mengunjungi bulik di Rumah Sakit, Bulik sedang dikunjungi oleh banyak sekali tamu.
PakLik mengenalkan saya pada tamu yang hadir, "Ini Indari, ponakannya dari Bandung" lalu kami saling melempar senyum dan bersalaman.

Ketika tamu pulang, sepupu saya berkata, "Tadi salah satu tamunya bilang, itu Indari
Mastuti yang penulis itu ya? Aku pernah baca profilnya di media."

Saya tersenyum :))

Selamat datang, Anggota Indscript!

Pagi-pagi ngobrol dengan suami tentang anak-anak. Suami mengatakan Nanit mendesain foto dengan team Indscript dan Nanit mengatakan kalau "Nanit ingin segera jadi anggota Indscript"
nampaknya Nanit akan segera memasuki ranah "magang" di bisnis :))

Belajar bisnis atau memperdalam skill Nanit membuat saya selalu meminta team Indscript untuk memberi ruang ketika Nanit ingin tahu sesuatu. Ketika Nanit bilang, "aku hanya bisa mendesain menggunakan handphone, aku ingin mendesain dengan komputer." Dan saya meminta Nida Syauqiyah Amjad Dzihni memberikan sedikit kursinya di sebelah untuk Nanit, "belajar dengan teh Nida kalau mau mendesain." Ujar saya pada Nanit.

Well Nit, selamat bergabung menjadi anggota Indscript

[4] Perjalanan Kenangan : Bisnis Itu Belajar lebih banyak

Menunggui bulik di Rumah Sakit membuat saya dan beberapa sepupu mendapatkan quality time dari pertemuan kami.

Kami berbicara banyak hal, termasuk salah satunya bagaimana mengelola bisnis. Waktu berjalan dengan cepat, sepupu-sepupu yang biasanya ketika bertemu hanya sekedar melepas kangen dengan berjalan-jalan, kini mereka banyak yang memiliki profesi yang sama___terjun ke dunia bisnis___sehingga kami menghabiskan waktu dengan diskusi bisnis.

Proses diskusi ini bukan hanya mencerahkan bagi kami yang menjadi sekelompok generasi baru entrepreneur, tapi juga ternyata bisa mengikat hati kami lebih dalam. Insya Allah...

[1] Perjalanan Kenangan: Ponorogo

Stasiun Ponorogo
Ketika Bapak sakit dan kemudian meninggal 5 tahun setelah sakit, perjalanan ke Ponorogo nyaris jarang dilakukan, bisa jadi dimulai dari kesulitan ekonomi keluarga kami. Maka, setiap kunjungan ke Ponorogo nyaris seperti perjalanan kenangan, mengingat ketika kecil kami 4 bersaudara sangat menikmati suasana kereta api lengkap dengan segala jajanannya :)
 
Nanit kecil pernah saya ajak ke Ponorogo. Saya dan suami mengajak Nanit kecil menyusuri setiap jengkal kenangan dan akhirnya untuk pertamakalinya dia merasakan udara Ponorogo yang panas.
Kini, kembali ke kampung halaman dengan sejuta perasaan. Well, Ponorogo, aku kembali!

[2] Perjalanan Kenangan : Mas No itu Pinter

#‎menikmati‬ tradisionalnya kampung halaman

#‎menikmati‬ tradisionalnya kampung halaman
Pagi-pagi saya diminta sepupu untuk bersalaman dengan tetangga rumah di Ponorogo yang sakit. Perempuan tua itu menatap wajah saya lekat-lekat

Beliau   : Kamu anak siapa?
Saya     : Mas No, bu
Beliau   : Oh yang dari Bandung ya, kerjaanmu apa?
Saya     : Bisnis sendiri, Bu. Di rumah saja...
Beliau   : kamu cocok bisnis sendiri, Mas No itu pinter. Bapakmu pinter, anaknya pasti pinter
Saya     :   :')


Dan kenangan almarhum bapak langsung berputar-putar di kepala : (

6 Jam Perjalanan, 10 Menit Pertemuan


Sampai hari ini saya masih cekikikan sendiri dengan pertemuan kami kemarin. Ketika saya didatangi oleh mbak Jihan Rozaline Zadan, kakak Juliana Dewi Kartikawati, dan mbak Winda.
Datang di tengah-tengah kepulangan saya ke Bandung dan kami mengobrol seperti sedang marathon diselingi tingkah rempong emak-emak yang takut ketinggalan travel, berlarian kesana kemari sambil diskusi bisnis yang akan dikerjasamakan.

Bicara bisnis memang menyenangkan terutama jika sahabat terlibat memiliki visi dan misi yang klop. Kata mbak Jihan, "Sekarang mbak Iwed jadi penulis juga." Ujarnya sambil menunjuk ke mbak Juliana, alumni Sekolah Perempuan yang sudah saya anggap kakak sendiri.
Dan yang ditunjuk berkata, "aku nggak akan lupain SP, gerbang menulisku dimulai darisana"



Woaaaaa sembari cekikikan dan ngebanyol kesana kemari hanya dalam 10 menit, alhamdulillah esensi obrolan pentingnya nggak hilang :)

Nambah partner bisnis deeeeeh! Amiiin
Terima kasih Sekolah Perempuan!

Mendadak Tamu


Ketika nyampe gerbang rumah setelah jalan-jalan bersama si bungsu di sekitaran komplek, Ratih, staff Indscript berkata, "di dalam ada ibu"
Ibu? Dan ahaaa tamu istimewa saya selalu datang tiba-tiba ;))

Beliau adalah Ibu Wakil Walikota Bandung dan datang berkunjung untuk diskusi tentang perempuan.
Perempuan mandiri dan siap berbagi untuk perempuan lainnya adalah salah satu kekuatan yang hebat.
Diskusi kami selalu menyenangkan dan membuat kami kangen satu sama lain, apalagi setelah beliau belajar intens dalam satu program private coaching di Indscript, kami jadi lebih sering bertemu.


Kami adalah teman diskusi dan hari ini saya memberikan buku Puzzle Mimpi dan Dreamboard sebagai oleh-oleh kedatangannya, "Nanti ibu baca ya, saya dulu seperti anak-anak kekurangan lainnya, minder. Tapi MIMPI yang membuat saya tetap tegak dan tegar hingga saat ini."