4. Mencari Bibit Penulis hingga ke Medan


Ini kunjungan kedua ke Medan, sebelum menikah dan sesudah menikah.
Perjalanan dari satu kota ke kota lain saya lakoni sewaktu masih lajang, sebab pekerjaan saya di dunia sales :)

Berkunjung keduakalinya menjadi pengajar di bidang penulisan dalam kurun waktu sekian tahun setelahnya, membuat saya terperangah sendiri. Saat perjalanan menuju bandara, saya berkata pada suami, "barangkali kuliah saya di fakultas keguruan yang dianggap nggak sesuai dengan profesi sebagai sales, marketing, dan penulis telah membuka manfaatnya, ya, kini saya memang sebagai pengajar, dimana teknik mengajar telah saya dapatkan semasa kuliah. Luar biasa ya, ayah, jalan hidup manusia?" Tanya saya pada suami. Suami tersenyum...

Tak sabar saya mengajar besok, siapakah kelak yang akan berhasil melalui prosesnya menjadi penulis buku?

5. Mencari Bibit Penulis hingga ke Medan


Inspirasi! Ini yang sangat saya sukai dalam setiap perjalanan. Inspirasi menjadi salah satu yang selalu ingin saya serap sebanyak-banyaknya setiap saat, terlebih ketika berkomunikasi dengan orang-orang yang kuat secara mental.

Perjalanan keliling Indonesia yang dimulai di Medan memunculkan inspirasi baru dari sang panitia Dena Ummu Akram Zarkasyi.

"Teh, tujuan dari program keliling Indonesia ini adalah berbagi manfaat, berbagi ilmu,"Ujarnya
Berbagi ilmu! Inilah inti dari perjalanan ini. Membagikan sedikit atau banyak ilmu, sama-sama akan memberi manfaat.

6. Mencari Bibit Penulis hingga ke Medan


Acara pelatihan Menulis Buku akan dimulai jam 9 pagi, tapi di hotel tempat kami menginap sudah datang seorang peserta sejak subuh.

Ternyata, untuk datang ke Medan, beliau harus menghabiskan waktu seharian naik bis. Saya sungguh terharu dengan semangatnya.
"Saya ingin belajar teh." Ujarnya
Dan saya berkata, "belajarlah sebanyak-banyaknya, nikmati setiap perjalanan menuntut ilmu. Saya bangga padamu, mbak." Sahut saya.


Inilah calon penulis dengan tekad yang kuat!

7. Mencari Bibit Penulis hingga ke Medan

Pagi ini semangat saya kembali memuncak. Bagaimana tidak memuncak ketika mendapati kolaborasi antar sesama alumni INDSCRIPT Training Center terlihat solid.

Bisa dilihat dari logo sponsor dan isi goodie bag yang masih dari kalangan alumni.
Gerakan kolaborasi terus disounding di grup alumni training, terlebih dengan kehadiran ambassador kolaborasi Khrisna Onlineshops yang membuat satu sama lain semakin terlihat "jodoh" bisnisnya masing-masing :)

Terima kasih juga pada tabloid NAKITA yang support kegiatan kami di Jakarta Bandung, dan Medan.
Semoga kolaborasi terus membuat gerakan bisnis semua ibu menghebat! Amiiin

8. Mencari Bibit Penulis hingga ke Medan


Dalam sesi penggalian ide, saya meminta kepada semua peserta menuliskan ide atau judul buku yang akan mereka tulis.
Hanya saja, saya mencoba membatasi ide dengan mencoba mengarahkan penulisan buku berdasarkan apa yang mereka jalankan sehari-hari. Seorang guru, akan sangat bagus menulis tentang interaksinya di sekolah. Seorang pebisnis tulislah tentang bisnis yang digelutinya. Seperti ibu pebisnis ukiran hena ini, saya arahkan dia menulis buku panduan kreatif berbisnis hena.
Menulis akan menjadi lebih mudah jika sumbernya berasal dari keseharian atau pengalaman kita sendiri.

9. Mencari Bibit Penulis hingga ke Medan

Bersama Dewi Sartika
 Menyelesaikan pelatihan menulis buku dengan ibu-ibu yang memiliki hasrat yang sama membuat saya merasa enjoy.
Tidak ada yang tidak bersemangat hari ini, semua terlihat antusias menyelesaikan kerangka bukunya yang siap menjadi sejarah.
Tidak lupa menjelaskan Sekolah Perempuan sebagai lanjutan kelas menulis hari ini, memunculkan antusias yang berlimpah. Rinhenna yang sudah punya calon buku pun nampaknya akan segera melanjutkan ke kelas Sekolah Perempuan, kita akan bertemu lagi, Rin___sebab mentor penulisan buku bisnis di SP adalah saya xixixi.

Nongkrong sejenak ke warung Durian Ucok Tanjung bersama mompreneur Salminawati Tarigan meluaskan diskusi kami hingga ke tataran bisnis. Semoga kelak kita bisa bekolaborasi ya, bu Wati.
Terima kasih kepada Evi Andriani yang sudah mengawal pelatihan, serta Dena Ummu Akram Zarkasyi yang khusus datang dari kuala Lumpur untuk kegiatan hebat hari ini.

10. Berburu Bibit Penulis hingga ke Medan



"Tugasnya banyak ya?" Tanya saya pada peserta pelatihan Mudah Menulis Buku tadi siang.
Kekhasan saya mengajar memang dengan seabreg tugas yang harus mereka kerjakan.

"Penulis harus menggali sebanyak-banyaknya ide, mengambil sebanyak-banyaknya wawasan. Dengan tugas yang banyak, menjadi pembiasaan untuk mengembangkan naskah tanpa batas." Barangkali inilah pesan saya pada calon-calon penulis penuh semangat mengerjakan tugas.

Semoga terjaring penulis multitalenta hari ini!

Trial dan Sukses


Dalam seminggu ini, rentetan ide baru muncul dan langsung saya aplikasikan. Hasilnya? Trial dan sukses.
Merunut ke perjalanan saya sepanjang berbisnis, keberanian saya menggelontorkan ide kadang berbuah pahit. Teguran, kritik, dan saran diberikan terkait dengan ini.

Namun, saya tetap berani untuk menyusun ide baru dan melakukannya sebab saya tahu setelah pahit pasti ada manis, selain juga saya melatih diri untuk terus mencari ide terbaik yang bisa dilakukan.
Berani! Itu kuncinya, berani untuk memulai, mencoba, dan bertahan dalam berbagai situasi.

Kebiasaan Ibu, Pembiasaan Anak


"Bunda akan mengubah kebiasaan lebih baik lagi dan lagi, ayah." Ujar saya pada suami.
"Kita tidak bisa menuntut anak kita untuk mengubah dirinya lebih baik, kecuali dengan pengubahan prilaku ibunya." Ujar saya.

Saya sadar diri, masih banyak hal yang harus saya perbaiki sebagai seorang ibu, maka, saya mengubahnya.
Moment umroh menjadi titik balik pengubahan pola asuh saya pada anak, tidak perlu menunggu lama, dalam satu minggu saja banyak hal yang saya inginkan pada kedua anak saya tetiba terlihat nyata.


"Nanit nggak pernah melawan lagi ke bunda, karena bunda juga nggak pernah marah ke Nanit." Ujar Nanit.
Ternyata benar, menuntut anak untuk melakukan ini dan itu akan sulit, karena awal pembiasaan anak adalah berasal dari kebiasaan ibunya.

1. Mencari Bibit Penulis Hingga ke Medan

Sore ini, menjadi perjalanan pertama saya dalam program keliling Indonesia. Medan, adalah kota pertama yang akan saya kunjungi menyusul kota lain di bulan berikutnya.
Kebutuhan penulis di dunia penerbitan terus berkembang hebat, demikian juga dengan pertumbuhan mimpi "ingin jadi penulis"

Maka, semoga di Medan, saya akan menemukan bibit baru untuk kemudian tergabung dalam manajemen INDSCRIPT Copywriting.
Mereka akan dilatih menjadi penulis multitalenta, bukan hanya bisa menulis___tapi harus bisa mempromosikan buku___hingga membangun brandnya sebagai penulis yang diatas rata-rata.

2. Mencari Bibit Penulis hingga ke Medan


Hal menarik yang selalu saya perhatikan saat akan turun dari pesawat adalah berebut turun duluan. Saya malah leyeh-leyeh duduk hingga yang turun semakin menipis.

Saat landing dan para penumpang akhirnya berdiri menunggu pintu pesawat dibuka, saya menghabiskan waktu dengan menulis di ipad dan menikmati setiap ide yang berseliweran akibat pemandangan di antrian.
Bagi penulis, setiap moment bisa jadi tulisan. Kalaupun tidak langsung ditulis lengkap, maka jadikan bank ide.

3. Mencari Bibit Penulis hingga ke Medan

Dena Ummu Akram Zarkasyi
 Pertama bertemu Dena Ummu Akram Zarkasyi di Kuala Lumpur, sebelumnya mengenal dia di dunia maya, dikenalkan mbak Manikarori Rosky sebagai salah satu reseller Metrik.

Cukup di dunia maya untuk kemudian kami bersahabat baik, terlebih setelah bertemu langsung. Konsep saya "keliling Indonesia" digagas oleh Dena.
Saat beliau menjemput di bandara, saya bertanya, "Bagaimana rasanya menyelenggarakan kegiatan seperti ini?"

Point yang saya tarik dari seorang Dena adalah meski dia untuk pertamakalinya menjadi penyelenggara, dia bukanlah orang yang mudah menyerah, bahkan saya bangga ketika beliau berkata, "saya menguatkan doa, menyertakan Allah pada setiap langkah."


Great, Dena!

Tinggalkan Dunia!

Ibu Wakil Walikota Bandung berkunjung kembali ke rumah saya, seperti biasa kami mengobrol banyak hal dan setiap obrolan dengan beliau selalu sarat gizi.
Ketika sedang mengobrol, adzan dzuhur berkumandang. Lalu beliau berkata, "Mari tinggalkan dunia dulu, kita sholat berjamaah." Subhanallah...

Akhirnya, kami berjamaah bersama seluruh karyawan dan diimami oleh suami saya.
Pengalaman hebat kemarin dan terngiang terus kata-kata beliau.
"tinggalkan dunia, mari sholat berjamaah."

Kok Teteh Jualan Apa Saja Laku?



Dalam sesi NGAFE BISNIS bersama 10 ibu pebisnis kemarin di Jakarta saya ditanya oleh salah satu peserta, "kok teteh jualan apa aja laku?"
Dan, saya mengatakan bahwa semua sudah melalui proses yang panjang, melalui berbagai pengalaman DITOLAK hingga dibikin MALU saat jadi sales.

Semua hal yang buruk saat jualan akan saya hanguskan diubah jadi program baru yang jauh lebih menarik, semua hal sukses saat jualan akan saya duplikasikan di masa depan, PROSES itu yang cukup panjang saya lakukan hingga akhirnya BERTEMU CARA menjual apapun bisa.

Tidak lupa konsep TRIAL n ERROR juga saya lakukan setiap saat. Saya terus mengekusi setiap ide dan mengEVALUASI setiap gerakan sehingga menjadi catatan langkah berikutnya.


Lalu, apa ide Anda hari agar jualan Anda laku?

Nanit akan Bekerja dengan Bunda

Nanit dan Teh Ninih
 Sedang sibuk-sibuknya di kantor bersama salah satu staff Ratih Dekania Setiawan. Nanit mengamati kami

Nanit: Bi Atih, Nanit kalau sudah besar tidak mau bekerja dimana-mana
Ratih: Nggak mau kerja?
Na
nda:: )nit: Nanit mau kerja di perusahaan bunda, bantuin bunda aja.
Ratih: baguuus dong, Nanit
Nanit: Nanit mau jadi bos, gantiin bunda kalau sudah tua
Bu

[Bisnis] Magang Awal Peluang Bekerja atau Berbisnis


Sudah 5 tahunan ini, Indscript Corp menerima anak magang. Jangan dibilang enak magang di tempat kami, peraturan yang saya tetapkan sangat ketat terutama urusan target pencapaian harian. Sebab, saya punya target selepas magang minimal anak-anak itu punya satu SKILL yang menonjol.

Di bawah bimbingan saya langsung, mereka belajar tentang bagaimana menentukan prioritas, mengatur konsentrasi bekerja, hingga saya ajarkan bagaimana mengelola sebuah bisnis.
Maka, dengan anak magang itulah kerapkali saya menemukan mutiara baru untuk kemudian menjadi jaringan terbaik perusahaan. Beberapa diantaranya bahkan kemudian menjadi karyawan kami atau pun outsourching perusahaan.


Awal Februari ini, perusahaan akan menerima dua anak magang yang kuliahnya di Australia. Dan, bersiaplah saya memoles mutiara baru :)

Magang, menjadi pintu awal mendapat pekerjaan atau memulai sebuah bisnis.

Belajar dari Kegagalan Besar dan Pencapaian Kecil


Didampingi suami, saya kerapkali melakukan manuver-manuver baru untuk bangkit dari jatuh, tetap bersyukur saat gagal, hingga tersenyum dalam kerugian besar.
Seorang istri, tentu saja, tidak ada lagi orang yang lebih bisa dipercaya sebagai pendamping selain suami.

Suami saya mengajarkan untuk tetap melakukan banyak hal kecil agar mampu melakukan hal besar. Suami juga mengajarkan saya untuk tidak berhenti bergerak pada setiap kondisi___baik kondisi baik atau buruk.
"sebab tidak ada sukses besar "simsalabim" semua dimulai dari langkah kecil"
Dan karena berbisnislah, kami lebih banyak belajar lagi dan lagi....

[SOSIAL] Berbisnis Untuk Berbagi


Semalam saya dicolek di inbox oleh kakak Rosdiana Ramli, "dear, bisnis 200ribu apa?" Tanya beliau. Jujur untuk menjawabnya saya jadi kikuk, sampai akhirnya saya bilang ini, "kakak untuk apa bisnis lagi, semua sudah ada." Dan saya tersentak pada jawabannya, "karena aku ingin semakin sering berbagi pada saudara yang kurang mampu, penghasilannya akan kujadikan manfaat."

Subhanallah. Mata saya menghangat, betapa terharusnya saya pada jawaban tersebut.
"Saya jadi ingat mbak Manikarori Rosky, kak. Beliau berbisnis pun untuk menabur hasilnya pada banyak orang membutuhkan. Mari kak, kita bersatu untuk menebar manfaat dalam bisnis,"
Beliau kak Ros, dari Swedia, dengan ekonomi yang sangat berkecukupan akhirnya menjadi reseller Metrik dan The Must List dengan tujuan hebat!

Terima kasih kak, sebagai informasi 10% penjualan Metrik didonasikan untuk Survivor kanker anak-anak di Rumah Cinta.
Peluk sayang dari jauh, Kak. Semoga kita bisa bertemu kembali....

[BISNIS] UNLIMITED IDEA VS Limited Produk


Baru beberapa hari ini saya mengembangkan program kolaborasi antar alumni INDSCRIPT Training Center.
Ide-ide berkembang begitu saja dan dalam waktu cepat saya mengimplementasikan ide dalam bisnis. Apa yang terjadi? Ide menjadi unlimited. Semakin diimplementasikan semakin mengalir deras.
Namun, meski unlimited idea, program kolaborasi saya buat LIMITED product hingga limited kerjasama menyesuaikan dengan SYARAT yang BERLAKU.

Ini yang selalu saya diskusikan dengan Khrisna Onlineshops bahwa kolaborasi tentu akan menjadi limited jika hanya satu pihak yang diuntungkan. Kami pun meramu berbagai kebijakan yang kelak menjadi sebuah simbiosis mutualisme dengan UNLIMITED IDEA dan eksklusif karena LIMITED produk.

Berbagi Inspirasi


Kira-kira apa ya yang dibutuhkan orang saat ini? Menurut saya selain kebutuhan primer, INSPIRASI adalah santapan bergizi yang dibutuhkan oleh banyak orang.

Kerapkali orang mengubah dirinya lebih baik karena terinspirasi oleh orang lain. Kehadiran figure atau teladan yang mampu mengubah cara berpikir seseorang menjadi sesuatu yang dicari.
Itu sebabnya saya mencoba menghadirkan banyak orang, terutama perempuan untuk bisa menjadi inspirator bagi perempuan lainnya.

Di komunitas Ibu-ibu Doyan Bisnis, tagline kami adalah Mengedukasi dan Menginspirasi yang artinya siapapun yang ada disana jika mampu memberikan edukasi, insya Allah akan menginspirasi member lainnya. Bahkan, iklan di IIDB kami atur harus menyertakan artikel atau tips yang mengedukasi sehingga ketika konsumen memilih membeli, dia tahu apa yang dia beli.


Bukan hanya di IIDB, dAlam berbagai sesi pertemuan offline maupun online bersama perempuan, saya berusaha selalu mengusung perempuan-perempuan yang akan menjadi duta inspirasi baru.
Perempuan harus menjadi inspirasi perempuan lainnya, dengan cara seperti itulah gerakan perempuan akan semakin menghebat.

MeREVISI Hati


Perjalanan ke tanah suci merupakan salah satu cara merevisi hati, itu menurut saya. Sebab disana ada banyak pembelajaran bisa kita ambil di setiap jejak langkah.
Apapun yang terjadi disana, bagi saya adalah sumber gizi yang harus dilahap dan jadi bahan renungan.
Kemegahan rumah Allah membuat saya semAkin merasa kecil dan sudah saatnya semakin merunduk.
Luasnya hamparan tanah Allah membuat saya semakin merasa tidak memiliki apa-apa sehingga saatnya saya kembali menunduk.


Ketaatan beribadah orang-orang yang berada di tanah Allah membuat saya malu, apa yang sudah saya kerjakan saat ini untuk menambah keimanan? Saatnya saya kembali tunduk.
Birunya langit kemudian membuka hati optimis, belum terlambat memperbaiki, kuncinya saya terus melakukan cara untuk merevisi hati. Ah Allah, betapa rindu kembali ke pangkuanMu.


[BISNIS] Gigih Berdagang


Sepanjang perjalanan menuju dan pulang dari tanah suci, saya menemukan kegigihan para pedagang dalam menawarkan produk yang dijual. Pedagang berjenis kelamin perempuan maupun laki-laki sama gigihnya, bahkan pedagang dengan berbagai usia hadir disana. Anak yang saya prediksi berusia 9 tahun hingga 12 tahun berdagang tak kalah gigihnya.

Saya mengamati, hampir rata-rata yang datang ke jongko, lesehan, ataupun toko akan closing membeli :) Cara berbahasa hingga gestur tubuhnya membuat kami, sebagai pembeli merasa nyaman. Tidak jarang, mereka menyapa dengan bahasa sesuai dengan siapa calon pembelinya. Untuk orang Indonesia, mereka menyapa, "hai bu, ini murah dan baguuuus," saya terkekeh dibuatnya.

Menarik sekali ketika saya ada di kawasan Jeddah dan bertemu dengan beberapa pedagang asongan. Mereka berkeliling dan mulai menghampiri rombongan kami. Pedagang tersebut sepertinya anti dengan kata "tidak" kami terus dipepet hingga kemanapun, bahkan sampai ke bis. Alhasil, banyak anggota rombongan yang membeli____ termasuk saya smile emoticon
Saya belajar tentang kegigihan berdagang di tanah suci dan semangat serta kebanggaan saya sebagai sales menguat.


[RELIGI] Kembalilah Pada Allah



Bersama suami tak pernah bosan beberapa hari ini membicarakan tentang segala sesuatu yang terkait dengan Islam. Kami menonton video perjuangan Nabi Muhammad bersama anak-anak hingga merombak daily activity di rumah dan kantor untuk lebih mengenal Allah lebih baik.

"Kembalikan segala sesuatu pada Allah, masalah bahkan pencapaian semua atas izin Allah." Kata suami dengan bijak dan betapa diskusi dengan beliau membuat hati saya sejuuuk.
Ya kembalikanlah semua padaNya, dengan begitu hati akan terasa tenang pada setiap persoalan dan setiap pencapaian membuat kita semakin merunduk.

Saya lalu berkata, "karena iman kita naik dan turun, pada saat terasa turun, saya ingin mencharge kembali dengan umroh, Ay. Ingin kembali kesana setiap membutuhkan energi iman," ujar saya. Suami tersenyum..

[RELIGI] Rezeki Yang Mengalir


Tidak pernah bosan saya menceritakan pengalaman selama umroh pada suami. Seperti pagi ini, sepanjang perjalanan mengantar si sulung ke sekolah, saya terus berceloteh. Saya berkata, "banyak hal positif yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan selesai umroh, Ay." Suami saya mengatakan, "Tentu saja, itu harus. Namun yang paling sulit kelak adalah istikhomahnya."sahut beliau.

Saya terdiam sesaat, "Benar, Ay. Maka, tentu bimbingan dan pengawasan ayah kepada bunda sangat penting, agar bunda istikhomah. Mungkin baru beberapa hari datang ya, Ay. Mudah-mudahan bulan depan dan seterusnya akan istikhomah. Bismillah..."ujar saya. Jujur, saya jadi merinding dengan ucapan suami tentang istikhomah. Semoga saya benar-benar bisa istikhomah.

"Namun, mabrur itu akan terlihat dari perubahan sikap sepulang umroh menjadi lebih positif. Bahkan, insya Allah, untuk urusan rezeki pun Allah akan mengalirkannya seperti air zamzam, rezeki bukan hanya rupiah, tapi persahabatan, jalan yang lurus, hingga yang disebut dengan istikhomah." Lanjutnya.
Ya Allah, limpahkan rezeki keistikhomahan dalam banyak hal. Betapa perjalanan ke tanah suci telah menggetarkan jiwa raga...


[RELIGI] Angka NOL


@ Bandara
Menjelang pulang ke Indonesia, di bandara saya menatap ke atas atap. Cantik sekali atap ini, decak saya dalam hati. Ada lubang di tengahnya untuk apa ya?

Saya lantas merenung, tak ada yang sempurna dalam hidup ini. Atap yang bolong di tengah keindahan mungkin salah satu alasan agar tetap bisa menatap birunya langit. Lubang yang memberi jalan kita untuk terus menatap ke atas, lubang yang harus kita gunakan di kepala agar ada keluar dan masuk ilmu dari pikiran kita.

Saya teringat kembali pesan yang saya patri di hati, dia berbisik tegas, "tetaplah jadi NOL! Dengan menjadi NOL kita siap menerima pembelajaran sepanjang waktu." Lubang itu mengingatkan angka NOL dalam perjalanan hidup ini.
jadilah NOL dan bersiaplah menerima curahan ILMU sepanjang perjalanan.


[SOCIAL] Katakan YA untuk Manage Social Media



8 hari di Mekkah saat umroh dan tanpa social media ternyata semua baik-baik saja, demikian bisik hati saya.

Ya, saat umroh semua akses saya ke dunia maya hilang, baik dari ipad hingga handphone padahal di hotel tersedian wifi yang memadai.

Setelah hari ke-9 selesai tawaf wada, semua akses social media NYALA. Saya langsung cek sana sini membereskan urusan, meeting jarang jauh antara Bandung Mekkah hingga Bandung Amerika dan hati saya berbisik, "barangkali nilai plusnya adalah ibadah nggak boleh bersaing dengan social media. Nikmati ibadah sepuasnya."

Memang benar, jujur selama tak ada social media, bahkan dalam 8 hari saya bisa menyelesaikan mengkaji ayat demi ayat AlQur'an hingga khatam, berada di Mekkah tanpa foto-foto, dan diskusi intens dengan kedua ibu yang ikut umroh bersama. Ya, tanpa kehebohan sebuah social media.




Pulang dari Mekkah, saya mulai berpikir untuk selalu memanage social media dengan sebaik-baiknya. Sekretaris saya dalam perjalanan kami ke Jakarta bercerita, "waktu teteh di Umroh, team Indscript ramai-ramai nonton sebuah tayangan menggugah tentang social media. Kami semua bersepakat, no gadget selama bekerja. Gadget kami pegang saat istirahat dan pulang kerja. Ternyata teh, indah banget. Sekarang suasana kantor lebih ceria karena nggak sibuk ama gadget tapi bercanda teruuus. Kerja lebih konsentrasi apalagi ada kegiatan tidur siang juga di kantor pas istirahat. Freeeesh banget." Ujarnya. Saya tertawa lepas bersama mereka...



Bukan, bukan tak boleh bersocial media, tapi kini, semakin teguh keinginan saya untuk memanage social media. Saatnya iINTERAKSI di dunia nyata lebih hebat!
Kami bersepakat, ingin mengukir sejarah setiap detiknya dengan interaksi yang sesungguhnya. Social media bagian dari interaksi dunia nyata. Aaah, Mekkah telah menginspirasi saya dalam banyak hal.


[PRESTASI] Di-Bully Bukan Berarti Tak Berprestasi


Go Tantia, im very proud of you!
Teruslah menginspirasi.
Mengikuti perjalanan sukses Tantia Dian Permata Indah sangat luar biasa!

Bertemu dengannya yang membuat saya terkagum-kagum. Usia muda 24 tahun, sudah mencapai posisi karir yang baik, dengan prestasi di bidang pendidikan yang hebat. Pernah mendapatkan 5 beasiswa dari 5 negara sekaligus!

Tahun lalu, INDSCRIPT meramu keunikan yang beliau miliki untuk mulai memasuki penguatan personal brand yang beliau miliki. Dan, feeling saya jitu! saya mengangkat perjalanan masa kecilnya yang sempat dibully, terkucil, dan bahkan memutuskan tidak mau sekolah__namun, sisi itulah yang kemudian membuat Tantia memutuskan untuk terus berkembang hebat. 

"Saya akan membuktikan bahwa saya bisa terus melesat, tidak peduli mereka melihat saya seperti apa. Saya punya kewajiban untuk masa depan saya, membuat saya sukses!"


Dalam waktu cepat, berita Tantia menyebar dan dimuat simultan dalam waktu berturut-turut di media, hingga masuk Kick Andy. Saya terus mengapresiasi dan bangga dengan Tantia, yang terus mengINSPIRASI masyarakat dengan semangatnya!

Setelah sekian lama tidak bertemu tetiba saya diinbox beliau dan kami bertemu kemarin. Hadir di tengah para ibu yang berkumpul dalam acara NGAFE BISNIS, langsung saya todong ikut siaran, daaan bismillah, dari klien akan berubah menjadi KOLABORASI yang apik, insya Allah...

[RELIGI] Apa yang harus manusia sombongkan?


Perjalanan ke tanah suci membuat saya semakin malu atas segala kekurangan. Renungan saya melihat kemegahan yang ada disana adalah sepatutnya manusia tidak perlu merasa sombong atas apapun yang dimiliki, kesombongan hanya membuat kita malu.

Malu, ya malu, pada kehebatan-kehebatan lain yang tercermin disana. Apalah kita ini? Untuk apa sombong dengan apa yang kita punya? Memangnya seistimewa apa kita?
Gedung megah, mesjid yang megah, manusia-manusia istimewa yang bertaburan disana membuat saya benar-benar berpikir, "tak sepatutnya manusia merasa sombong, di atas langit ada langit. Allah Maha Segalanya."

Kehebatan demi kehebatan yang membuat kita harus berpikir lebih bijak, ya, kita bukan siapa-siapa, saatnya kita memperbaiki diri.


[RELIGI] Jilbab itu Identitas


Jilbab
 Oleh-oleh dari Mekkah salah satunya adalah permintaan izin saya pada suami, "bolehkah kelak saya menggunakan hijab hingga ke mata kaki?" Tanya saya.
Suami bilang, "tentu saja boleh, Bun. Sempurnakan terus hijabnya." Jawab dia

Saya terkenang kembali ketika disana, ketika membaca petunjuk jalan menuju Mekkah, "Mekkah, Only For Muslims" lalu saya tanya ke teman, apakah artinya orang di luar muslim tidak boleh kesana? Dia jawab iya.

"di Mekkah semua yang datang harus muslim, namun ada juga Jeddah yang banyak juga non muslimnya. Namun, pakaian yang digunakan tetap harus menutup aurat, panjang dan tidak ada lekuk badan seperti baju kurung. Bedanya yang non muslim tidak menggunakan jilbab. Jilbab adalah identitas muslim." Ujarnya.

Ya, jilbab adalah identitas muslimah. Dengan jilbab berapa mudahnya kita dikenali.
"demikian juga saya ingin memanjangkan janggut." Ujar suami.
Kami terkekeh bersama. 






[FAMILY] Melukis Sejarah dengan Anak

Sesampainya di Bandung, bahagia kembali menyergap hati. Kali, ini karena tentu saya bisa melihat anak-anak, suami, dan sanak saudara semua yang berkumpul bersama ketika kami datang.
Semua sama yang berbeda adalah saya dan anak-anak saling berjanji satu sama lain, insya Allah.

"DIsana Bunda sedih sekali kalau ingat suka marah ama teteh dan dede." Ujar saya sambil peluk mereka.
"Nanit mah nggak akan ngelawan lagi, bunda." Sahut Nanit
"Dede mah udah baik, nggak pernah marah. Dede sayang bunda." Sahut dede


Berbeda kali ini, semoga, kesabaran membimbing anak-anak bisa istkhomah tanpa marah.
Ingin melukis sejarah yang baik bersama mereka. Bismillah....

[RELIGI] Belanja Makanan untuk "Hati"

@ La Mecque, Saudi Arabia
Sebelum saya berangkat ke tanah suci, suami berpesan, "berhati-hatilah dengan keinginan berbelanja. Tugas bunda disana ibadah." Ujarnya. Saya menganggukkan kepala. Dan tidak mudah mengawal nafsu belanja disini, dimana sepanjang mata memandang pusat perbelanjaan tersaji dengan indahnya.
Baiklah, tugas saya disini memang "berbelanja hati" mengenyangkan hati dengan santapan-santapan bergizi untuk hidup lebih baik.

Namun, tidak mudah! Meski saya tertampar berkali-kali dengan kebiasaan luar biasa disini yang membuat saya malu karena tidak melakukan hal yang sama. Namun, kerapkali godaan merasa "Biar Allah yang Menilai" kadang terbersit. Godaan seperti itu kadang membuat kita merasa benar dengwn langkah yang dijalankan. Saya berjuang membuat bisikan itu terdepak sejauh-jauhnya dari dalam diri. Belajarlah! Tegas saya pada diri sendiri. Bukankah tidak ada sesuatupun yang kita temui tanpa sembulan makna?

Saya teringat obrolan dengan suami, "jadikan masalah itu sebagai teguran, bukan cobaan. Dengan merasa teguran, kita akan lebih cepat introspeksi diri dan memperbaiki langkah." Ujar beliau.
Disini, belanja makanan untuk hati sangat banyak. Tinggal kitalah yang bijak untuk menjadikannya bahan renungan untuk langkah lebih baik.


[RELIGI] Memupuk Rasa Takut

Abhur al Janubiyah, Saudi Arabia
Mendengarkan penjelasan dari Mutawwif yang membimbing kami selama di tanah suci membuat bulu kuduk merinding. Betapa, kita manusia, seringkali khilaf berbuat dosa tanpa menyadari semakin lama dosa telah melumuri tubuh sedikit demi sedikit dan terus menjadi bukit.

Bahkan, mertua saya berkata, "saking seringnya manusia melakukan sesuatu yang tidak benar, lama-lama yang dilakukan menjadi terasa benar. Maka, kewajiban kita itu adalah terus mendekatkan diri padaNya, sehingga iman yang naik turun tetap tidak terlalu keluar jalur yang benar."
Satu hal yang saya ambil dari merindingnya bulu kuduk saat kita diingatkan akan dosa-dosa yang lalu adalah dengan memupuk rasa takut sedini mungkin.


Sungguh saya takut dan ingin ketakutan inilah yang mengawal saya setiap saat. "Kita akan saling menyempurnakan. Kita akan kembali melengkapi satu sama lain. Mamah akan mengingatkan jika kamu salah, kamupun harus mengingatkan jika mamah salah. Seperti yang biasanya kita lakukan, bukan?" Ujar mertua yang membuat hati saya terasa adem. Ibarat sebuah pohon korma yang mengering, tersiram air hujan dan kembali menyubur.


Alhamdulillah, perjalanan ke tanah suci tidak ada habisnya memahat renungan dalam hati. Semoga sekembalinya ke Indonesia esok pagi, saya istikhomah mengubah diri menjadi manusia yang lebih baik lagi. Amiin, bismillah.


Berbisnis Manfaat___bismillah

Jika orang bertanya apakah mungkin menulis bisa menjadi sebuah bisnis? Saya selalu yakin bisa! Menulis di media sejak kelas 1 SMA, mengikuti lomba penulisan sejak kelas 2 SMA, di tahun-tahun 1996an bisa jadi banyak yang mengerutkan dahi jika menulis jadi bisnis. Tapi, saya tidak, sebab di usia SMA itulah saya mulai mendapatkan uang saku tambahan karena artikel demi artikel di muat di media cetak.

Hingga belasan tahun 11 tahun kemudian tepatnya tahun 2007 saya mendirikan bisnis di bidang Penulisan "Indscript Corp" yang kini menaungi 4 lini jasa yang tetap dengan basic penulisan.
Satu hal yang membuat saya bertahan hingga kini bukan karena bisnis ini menuai hasil besar tetapi saya melihat MANFAATlah yang dipanen dengan sangat luar biasa.
Dengan keahlian menulis orang memberi lebih dari sekedar KAIL tapi juga EMOSI dan ILMU yang tak terukur.
Semoga saya semakin istiqomah menjaga bisnis dengan sebaik-baiknya langkah.

 
‪#‎Mekkah‬ di waktu pagi

Allah Menampar Saya Berkali-kali


Pengalaman di setiap jengkal perjalanan umroh kali ini menyisakan sejarah yang terpahat di kepala. Sejarah yang layak terulang jika kelak saya insya Allah kembali ke Indonesia esok hari.

Beberapa yang saya rekam adalah seperti menyempurnakan hijab. Ada begitu banyak perempuan disini dengan hijab yang amat sempurna. Tak ada lekuk tubuh yang terlihat dengan jilbab yang terulur hingga ke mata kaki, hingga akhirnya beberapa sahabat yang biasa membuat hijab syari langsung saya hubungi, "apakah bisa membuat hijab terulur hingga ke mata kaki? Bahkan hampir menyerupai pakaian?" Tanya saya. Diantara mereka akhirnya sanggup membuatkan. Menyempurnakan hijab menjadi salah satu rekaman yang terjadi di tahun 2013 lalu. Ketika saya mengganti jilbab menjadi hijab syari akibat kecelakaan satu keluarga yang kami alami. Saya menjadi berpikir, "saya ingin mati dengan hijab yang benar." Dan kali ini, saya kembali ingin membenahi hijab ini. Subhanallah, Allah membuat saya terus berpikir setiap saat, sehingga saya terus mencari cara membenahi diri.

Renungan kedua adalah waktu shalat yang kadang tergeser oleh aktivitas atau kesibukan, disini saya bagai ditampar. Seluruh aktivitas bisnis terhenti saat adzan, semua pedagang meminta izin menutup toko karena hendak ke mesjid. Saya yang sedang berada di toko bertanya ke teman, "sudah waktunya sholat? Belum adzan." Tanya saya. Teman saya bilang, "mereka persiapan beberapa waktu menjelang adzan." Subhanallah, saya maluuuu...dengan tekad kuat, semoga kembali ke Indonesia, ketika adzan tiba, seluruh karyawan akan shalat berjamaah. Bismillah ya Allah...


Siang tadi...dari hotel saya diminta mertua melihat ke kaca jendela kamar, "lihat, mereka menunaikan shalat jum'at di jalanan. Mobil berhenti, mereka berjamaah menunaikan sholat." Ujar mertua. Saya memandang ke jalan. Allah menampar saya kembali, ya Allah, saatnya menyempurnakan shalat. Dimanapun dan kapanpun.

Ada begitu banyak cerita yang kelak akan saya urai sebagai hadiah bagi Anda, betapa disini Allah menampar saya berkali-kali dan membuat saya berpikir kembali untuk menyempurnakan langkah yang benar sesuai dengan petunjukNya.

‪#‎kisahketanahsuci5‬

[RELIGI] Nabawi, Memunculkan keIKHLASan


Perjalanan ke tanah suci, berawal dari Jeddah kemudian Medinah. Di Medinah, kekaguman saya berawal. Mulut tak lepas dari mengucap subhanallah, rumah Allah sungguh indah.
Meski ada begitu banyak nikmat yang diberikan, ujian tetaplah ada.

Teringatkah saya pada satu arti ayat yang dibaca, "ujian itu memang harus ada" tidak lain untuk membuat umatNya selalu berpikir. Kita diberi kekayaan itu ujian, kita dimiskinkan itupun ujian. Ada banyak bentuk ujian.
Banyak sekali pemikiran yang mencuat dari setiap jengkal perjalanan, teringat satu per satu kesalahan yang pernah dilakukan dan memunculkan resolusi baru, "setiap kesalahan tak boleh terulang!"


[RELIGI] Umroh Membuat Kami Tak Berjarak ( Catatan MenantuUntukMertua)



Pernikahan saya tahun ini menjelang 8 tahun. Sejak menikah, satu kali saya merasa cemburu pada suami yaitu ketika di awal pernikahan kami, beliau rajin menyambangi rumah mertua. Wajah saya cemberut saat beliau pamit menjenguk mertua, setelah itu saya tersadar__ satu kali itu saya tersentak saat suami mengatakan, "sampai kapanpun aa adalah anak lelaki yang bertanggungjawab pada ibunya. Terimalah mama seperti ibumu sendiri." Ucapan itu saya terima di dua minggu pernikahan kami. Saya cemburu...


Waktu bergulir terus sesudahnya, hubungan saya dan mertua terus berkembang dengan hebatnya. Beliau memang ibu saya. Kami kian dekat dari hari ke hari hingga bertahun-tahun dan kini.
Pernahkah kami berselisih? Memahami kelebihan dan kekurangan kami adalah kuncinya, mamah melengkapi apa yang tidak saya miliki, demikian sebaliknya.
Saya tak pandai memasak, mamah yang memasak untuk kami setiap pagi. Saya pun mengajari mamah menulis buku dan kini mamah sudah menulis lebih dari 50 judul buku.
Saat saya didera kesibukan kerja, mamah mertua siap menemani anak-anak di rumah. Kami sudah seperti partner kerja, sahabat baik, dan ibu anak.


Perjalanan umroh kami kali ini pun memahat kedekatan yang teramat sangat, hingga saya mengatakan, "terima kasih ya, mah, sudah menjadi mertua yang hebat buat saya." Dan kisah kami memang hebat!
Bukan hanya kedekatan yang terus menguat bahkan selera kami makin serupa, misalnya ketika kami menyukai roti dan krim keju serta menyantapnya di sela-sela obrolan asyik kami. Hingga tidak ada satupun yang menduga bahwa kami sebetulnya adalah sepasang menantu dan mertua
Bismillah, mah....kita akan bersama-sama merancang mimpi di tahun ini.


[RELIGI] Betapa Seringnya Saya DIBERI

Popcorn
Entah untuk keberapa kalinya saya diberi ini dan itu, baik oleh sesama rombongan umroh hingga orang yang baru dikenal.
Oleh orang Pakistan, saya diberi kue yang sangat nikmat. Ada yang memberi saya teh menjelang sholat. Ada yang memberi saya colokan charger. Sebotol air zam-zam di hotel, buah, obat pilek, hingga macam-macam lainnya.

Saya melihat ada banyak kemudahan didapatkan di rumah Allah ini. Saya sering mendengar betapa sulitnya menyentuh kabah karena orang berdesak-desakan. Namun, subhanallah saya diberi kemudahan, dengan diapit mamah dan mertua, tetiba saya melihat ruang kosong dan langsung bergegas menyentuh kabah bersama kedua ibu tercinta. Allah memberi kelapangan untuk ibadah kali ini.
Suatu sore, saya, mamah, mertua, dan leader rombongan hendak menunaikan sholat maghrib. Kami mendapat tempat di luar mesjid Nabawi. Tetiba, seorang perempuan memberi kami popcorn, menghidangkan teh manis, dan berucap "assalamualaikum.." Sambil mengucapkan bahasa yang tidak kami pahami.


"For us?" Tanya saya
"Yea..." Ujarnya
Kami celingukan, jangan-jangan sedang bagi-bagi popcorn dan teh di mesjid. Ternyata tidak...
Subhanallah begitu banyak hal diberikan tanpa saya duga, alhamdulillah


[RELIGI] Do'a yang Beterbangan di Angkasa



Di Jeddah, suasana sangat ramai. Dalam keramaian, mata saya melihat kesana dan kesini. Betapa saya kagum, beraneka warna kulit, beraneka negara, hingga beraneka keunikan wajah ada disana.

Dalam kondisi mengantri seorang ibu tua meletakkan tangannya di kepala saya lalu dia berkata sesuatu yang tidak saya pahami dan berdoa. Ibu tersebut sudah sangat tua, saya prediksi beliau berasal dari Sekitaran Palestina atau pakistan.

Mamah saya berkata, "apakah dia memberikan doa di kepalamu? semoga doa kebaikan untukmu." Dan saya masih terkaget-kaget karenanya, melepas punggung sang ibu yang menjauh.

Dalam setiap jengkal ada ILMU


Selama perjalanan saya ke kota suci ini. Saya belajar banyak untuk semakin merasa KECIL. Ya kecil, saya membayangkan alangkah meruginya mereka yang sombong, manusia sungguh tidak ada apa-apanya di dunia ini.

Saya nikmati setiap jengkal dengan berpikir lebih dalam lagi mengenai hidup sesungguhnya. Dan, memang hanya dengan BELAJARlah kita akan mampu menyempurnakan setiap jengkal hidup kita.
belajar, hirup ilmu, aplikasikan, dan teruslah begitu.

Tahun ini, harus lebih bersyukur! Dan tahun ini harus lebih belajar! Bagaimana dengan Anda?

[RELIGI] Izin Bersocmed di Mekah (Setelah beres berUmroh)


Di hari kedelapan, saya baru bisa menyalakan ipad. Padahal dari awal keberangkatan betapa saya ingin memberikan reportase langsung sepanjang perjalanan saya menuju tanah suci ini. Rupanya, memang "tidak dikasih izin olehNya" selain saya harus fokus mengkhatamkan Al-Qur'an yang sisa beberapa lembar lagi___ bayangkan jika saya akan live reportase, mungkin energi akan tersedot mengurus bisnis di Indonesia plus narsis

Tepat selesai thawaf wada alias perpisahan saya dengan Mekah, ipad langsung nyala bisa connect langsung dengan wifi padahal delapan hari dicoba sama sekali nggak bisa. Hebat!
Rindu sekali dengan Indonesia, namun disini dahaga kerinduan terpuaskan dengan banyaknya ILMU yang berserakan.


Saya menemukan jutaan umat dari berbagai negara bisa saling berkomunikasi dengan berbagai bahasa___ dan satu sama lain paham walau dengan bahasa isyarat.
Saya belajar dari banyaknya ilmu di setiap jengkal hadir di hadapam. Tunggu satu per satu kisah perjalanan saya, semoga menjadi inspirasi.

Mekah, di sore hari___ menuju ashar
‪#‎kisahketanahsuci1‬