Hal yang kudapatkan dalam TRAINING ESQ



(wajah sumringah saat mengikuti training..hehehe)
Tanggal 13 – 15 Oktober 2006 aku mengikuti training ESQ sebagai bagian dari salah satu syarat untuk mengenal perusahaan lebih dalam sebagai salah satu karyawan ESQ. Alhamdulillah semua lancar dan banyak pemahaman baru yang bisa aku dapatkan.
Beberapa yang bisa aku sharing di catatan harian ini adalah :
Pertama, Allah menciptakan kita dalam bentuk yang terbaik dan untuk menghasilkan sesuatu dalam hidup dengan hasil terbaik yang bisa kita berikan. Terbaik itu bukan hanya dalam menjalankan ibadah kepadaNya tapi juga untuk seluruh dunia yang bisa kita ubah, bagian terkecil dari dunia itu adalah diri kita, keluarga kita, termasuk di dalamnya tempat kita bekerja yaitu perusahaan. Melakukan semuanya dengan upaya terbaik agar menghasilkan yang terbaik, Insya Allah, merupakan salah satu wujud nyata ibadah.
Kedua, manusia pada dasarnya harus saling mengingatkan demi kebaikan. ESQ merupakan program yang cukup bagus untuk mengingatkan kita padaNya. Dan pada lingkup terkecil adalah dua orang manusia haruslah bisa membentuk satu kesatuan yang bisa saling menjaga dan mengingatkan demi perubahan yang lebih baik. Khusus bagi aku pribadi, peran suamikelak akan sangat menentukan perubahan lebih baik itu dan semoga bisa bersama-sama mencapai segala kebahagiaan melalui beragam action pencapaian ibadah.Amin.
Ketiga, Seringkali kita menangis ketika diingatkan akan dosa-dosa yang telah kita perbuat. Tapi apakah kita harus menangis karenanya itu jika sesudah menangis kita melakukan kembali dosa-dosa itu? Insya Allah, bagi aku sendiri wujud penyesalan kini tak perlu dengan derai air mata. Aku berjanji, niat memperbaiki dirilah yang paling penting serta action setelah pengakuan dosa itu dilakukan.
Keempat, Jangan pernah malu untuk mengaku salah, jangan pernah ragu meminta maaf atas salah, jangan pernah ragu akan maaf yang diberikan Allah. Senantiasalah MEMPERBAIKI DIRI sebab itu yang paling penting di atas semuanya. Amin ya Allah, Insya Allah.

Jakarta, 16 Oktober 2006

Pintar vs Bodoh

Bodoh adalah apabila kamu merasa terlalu pandai dan tidak mau mendengar nasihat orang lain (Osman Affan)

Kamu pernah enggak ngerasa sedemikian bodohnya sehingga kamu benci sama dirimu sendiri, trus kamu ingin ngubur diri kamu dalam-dalam. Stop! Jangan gitu donk! Nggak kamu aja koq. Buktinya Ada Band bikin lagu Manusia Bodoh, terus laku n banyak disukai orang. He…he…
Jadi ngerasa bodoh itu gak berarti sesuatu yang buruk, malah banyak keuntungannya. Pertama, kamu jadi enggak ragu-ragu buat belajar. Kamu bisa serakus mungkin melalap apapun buat ngisi kepalamu yang katanya rata-rata baru kepake 5%. Kedua, kamu pun pede aja buat nanya-nanya. Pepatah nenek: ‘malu bertanya sesat di jalan’ masih berlaku kok. Ketiga, kamu jadi terhindar dari sifat sombong. Ingat yang masuk neraka itu bukan orang bodoh tapi orang sombong. Ihh serem! Nah kesimpulannya tetaplah merasa bodoh yang dengan kebodohanmu itu kamu menj
Jadi orang pintar itu asyik ya….!? Gimana enggak, orang pintar nilainya kan 10 smua so disukai temen, ortu, n guru k; trus pengen kuliah dimanapun gak susah, trus nanti kalo cari kerja juga gampang, trus buat kaya-raya juga mungkin. Karena itu kamu lihat orang pada berlomba, berusaha sekuat tenaga supaya pinter, ikut les ini itu, cari sekolah yang mahal, minum suplemen ajaib pengencer otak. Gitu kan? Eh… ntar dulu blom tentu, lagi!
Pinter aja enggak cukup buat nganter kamu ke pintu sukses. Kalo kamu pinter terus kamu jadi sombong, gak mau deket sama orang yang kamu pandang rendah, kamungeremehin pelajaran atau guru, atau kamu ngerasa udah bias jadi enggak mau belajar lagi. Kalo begitu bias dipastikan kamu enggak bakalan sukses.
So.. jika kamu pinter (bagus!) tapi kamu harus juga harus melengkapi dengan kepitaran kamu dalam bersikap, bergaul dan berprilaku. Kamu syukuri kemampuan yang kamu miliki dengan terus menggali, mengasah, dan tak berhenti belajar. Baru OK!

(Ida S Widayanti - Redaktur Arga Publishing)

Jakarta, 9 Oktober 2006

Tinggi vs Pendek

Tahu nggak kenapa highheel laku berat? Alasannya sih cuman satu semua pengen keliatan lebih tinggi dibandingkan aslinya ( sst, tinggi katanya kan nambah PD..). Termasuk juga aku, kalo aja kakiku nggak cedera barangkali hingga sekarang aku masih centil pake si highheel. Waktu aku seumuran kalian (sekarang udah tuir negh!) aku paling minder kalo berdiri sejajar sama ketiga sohibku yang tingginya di atasku bahkan sambil ngumpet-ngumpet menjinjitkan kaki kalau lagi berjejeran dengan mereka (apalagi kalo lagi upacara J) padahal……Padahal, ya ampun, aku nggak mikir kalo ada yang lebih pendek dibandingkan aku dan kayaknya sih di sekolah aku termasuk anak bongsor . Tapi ya itu dia, namanya juga manusia selalu saja ngeliatnya ke langit, bumi yang dipijak dilupain deh.
Padahal pendek atau tinggi sama aja kok. Si pendek bisa berprestasi sama baiknya dengan si tinggi. Demikian juga sebaliknya si tinggi dan si Pendek bisa sama-sama tidak berprestasi jika keduanya tidak pernah memperbaiki diri.
Jadi, nggak perlu rese deh nyari-nyari tempat buat nambahin tinggi badan. Nikmati aja. Tahu kan Ucok Baba? Belajar dari dia aja, biarpun badannya imut-imut tapi prestasinya ‘amit-amit’ maksudnya gemilang berbintang-bintang getu loh. Setuju?
Ekh, tapi ada juga temen kita yang minder abis karena badannya kelewat tinggi, ampe dibilang tiang listrik berjalan lah, jerapah lah, trus jangan juga nyari tempat buat mendekin badan. Berkaca aja sama Michael Jordan yang jadi bintang basket, barangkali salah satu factor keberuntungannya adalah karena dia memiliki badan yang tinggi. Jadi, pendek atau tinggi,siapa takut???

Sebagian orang mengejar kebahagian, sebagiannya lagi menciptakan kebahagiaan
(Anonim)

Jakarta, 9 Oktober 2006

Hitam vs Putih

Kalo kamu dikasih pilihan untuk bisa berganti kulit (ular kale!) kamu pilih kulit yang putih, kecoklatan, atau hitam? Ah mudah ditebak, kamu pasti pilih berkulit putih (kamu sih kebanyakan nonton iklan pemutih). So, orang yang sudah putih pun masih ingin lebih putih lagi. Jadinya kamu-kamu yang nggak putih jadi cenderung kurang pede, ayo ngaku deh!
Kenapa ya? Ya itu tadi diantaranya karena iklan-iklan yang selalu ngebombardir pikiran kamu bahwa kulit putih itu ok, dan hitam itu gak ok. Jadinya kamu susah payah mutihin diri, kalo perlu gosok, digosok deh. Tengok kiri kanan kamu juga sama. Temen-teman kamu resah mikirin kulit yang gak kunjung putih. Tiap kali mau pake baju, mereka kesel karena rasanya semua baju gak cocok sama kulit yang agak gelap.
Ya, jadinya banyak orang gak hepi gara-gara benda yang tebalnya rata-rata cuma 1-2 mm ini. Mungkin kamu ngerasa dunia ini seolah jadi kiamat, padahal kulit adalah pembungkus elastis yang sangat berguna buat lindungi tubuh kamu dari pengaruh lingkungan. Percaya gak, kulit adalah organ tubuh yang terberat dan terluas, yakni 15% dari berat tubuh dengan luas 1,50 - 1,75 m2. Tapi kamu gak pernah mensyukurinya gara-gara warnanya tidak seperti yang kamu harapkan.
Sekali lagi pikirin dech, bener gak putih adalah segalanya. Tengok ni ada sebuah penelitian bahwa saat ini, kematian karena kanker kulit di Inggris meningkat tiga kali lipat daripada tahun 1960-an, dan di Skotlandia empat kali lebih banyak. Penyebabnya karena mereka sering mandi lampu-lampu pencoklat kulit yang mirip cahaya matahari dengan dosis radiasi ultraviolet yang kuat dan terkonsentrasi. Nah lo!
Beruntung kamu yang gak berkulit putih karena nun jauh di sana orang berani kanker hanya karena gak ingin berkulit putih. Jadi pede aja lagi, kamu adalah idola orang-orang yang tidak beruntung berkulit seperti kamu.

(Ida S Widayanti - Redaktur Arga Publishing)

Jakarta, 9 Oktober 2006

Muda vs Tua

Masa muda itu masa hura-hura, masa tua masa perbanyak doa..begitu kata orang muda penikmat hidup. Padahal tua dan muda adalah sama-sama waktu yang begitu nikmat untuk dijalankan penuh manfaat. Ketika muda jalankan kehidupan dengan penuh impian dan langkah nyata dalam mewujudkannya dan kelak ketika tua, menikmati kenyataan hasil atau buah dari semangat kita di masa muda.
Jangan pernah berpikir untuk bersenang-senang saja di masa muda, walopun aku juga ngakui kalau yang namanya masa muda itu luar biasa penuh dengan hal-hal yang menarik, terlebih keinginan kita untuk mencoba hal-hal baru –menantang- cukup dasyat dalam diri. Tapi, ngapain juga nyobain sesuatu yang efeknya nggak baik buat diri? Mending simpan tuh energi untuk nyobain sesuatu yang bisa kita ambil hasilnya kelak. Misalnya aja, si muda yang aktif berorganisasi social kelak di masa tua memiliki sejumlah relasi yang bisa berbagi pengalaman. Si muda yang kreatif, kelak akan mendapat keberuntungan ‘unik’ yang patut dikenang. Sebaliknya ketika muda hanya menghabiskan waktu dengan bersenang, berhura, dan berleha maka dijamin akan mendapatkan muram di hari tua.
Jadi, buat kite yang mude-mude nih terus isi hari dengan sikap, tindakan, dan pengalaman yang bisa membuat hari tua kita gemerlap bintang-bintang. Tapi, buat yang tua yang udah terlanjur (abis waktu kan nggak bisa diputar ulang..hiks) nggak perlu nyesalin diri, tetep bersemangat muda untuk memperbaiki diri. Insya Allah. Tips buat si muda :
Ikutilah semua kegiatan positif dan ambil pengalaman serta pembelajaran sebanyak mungkin
Jalinlah shilaturahmi sebanyak mungkin dengan teman-temanmu dan seringlah bertukar informasi
Teruslah memperbaiki diri!

Jakarta, 9 Oktober 2006

Menyukai apa yang Aku dapatkan

Hidup adalah perpindahan dari satu masalah ke masalah berikutnya

Aku tahu bahwa hidup bukanlah kenyataan yang selalu aku inginkan. Segala kesenangan tidak akan datang secara stabil, kebahagiaan juga karena kita yang menciptakan padahal di sekeliling kita tidak ada sesuatu yang menyenangkan. Hidup adalah perjalanan spiritual dimana kita bisa belajar dari setiap persoalan dan kegagalan.
Memimpikan bahwa hidup berjalan dengan penuh keindahan adalah tidak mungkin. Hidup dipenuhi dengan masalah yang datang silih berganti bahkan kerap datang sekaligus. Hidup tidak berjalan mulus seperti keinginan dimana kita ingin memiliki apapun yang diimpikan tapi seringkali kita menghadapi situasi yang tidak diinginkan. Ya, hidup adalah perjalanan spiritual yang panjang dan kita harus terus kita jalankan.
Dan sebab hidup tidak selalu mendapatkan apa yang aku sukai maka aku mencoba untuk menyukai apa yang aku dapatkan!

Jakarta, 9 Oktober 2006

Aku bukan JODOH yang baik untuknya

Ketika perpisahan terjadi antara dua orang yang saling mencintai, maka biasanya –untuk menenangkan hati- masing-masing berkata ‘Dia bukan jodoh yang baik untukku, maka perpisahan adalah jalan yang terbaik bagi kami’
Kesedihan mendera secara subyektif tanpa introspeksi diri. Apakah dia memang bukan jodoh yang terbaik untuk Anda?
Beberapa hari ini aku menimbang dan menimbang terus menimbang mengenai “jodoh terbaik”
Teringatlah aku pada janji yang Maha Bijak
Bahwa manusia itu ditakdirkan berpasang-pasangan
Dan dicocokkan menurut pilihanNya
Kini, aku belajar mengintrospeksi diri
Bahwa barangkali peribahasa dia bukan jodoh yang baik untukku tidak sepenuhnya benar, kali ini aku mengakui justru aku bukan jodoh yang baik untuknya. Jadi, aku berbahagia karena dia menemukan yang lebih baik dariku!

Jakarta, 9 Oktober 2006

MIMPI yang kian nyata..!Insya Allah…


Kelak semua orang yang berusaha menggapai mimpinya akan terperanjat dengan kenyataan yang didapatnya!
Wow…seringkali akuketika pada kenyataan aku telah meraih mimpi justru aku merasa itu mimpi. Ya Allah, betapa cepat mimpi dan doa itu terkabulkan, betapa cepat usaha dan proses pencapaiaan itu menghasilkan. Subhanallah, Alhamdulillah, sungguh aku terperanjat di buatnya!
Satu per satu barisan keinginan yang kusebut mimpi itu menunjukkan wujudnya dan aku sudah menggenggamnya aku bahkan seperti bermimpi. Luar biasa, Allah bertindak sungguh cepat!
Satu lagi mimpi itu akan menjadi nyata dan segala sesuatu yang menyata itu adalah hasil dari KEYAKINAN dan tindakan yang kulakukan terus menerus.Tapi semua terasa fantastis!!Ya Allah, terima kasih.
Aku percaya semua mimpi setiap orang akan bisa diraih dengan satu syarat YAKIN!

Untuk sahabatku, Ekky yang membantuku mewujudkan mimpi. Thanks untuk segala informasi pentingnya.We will be a good team. Insya Allah.

Jakarta, 7 Oktober 2006

Waktu yang MENYEMBUHKAN!


Seiring dengan waktu –jika kita mengijinkan diri kita- apa yang dinamakan masalalu menyakitkan itu bukanlagi sesuatu yang menyedihkan.
Waktu menyembuhkan luka dengan bantuan dan dorongan dari diri kita.
KAdang justru kita menyesali kenapa mesti menangis meraung jika kelak peristiwa pahit itu bisa dilupakan? Kenapa harus menyesali keadaan ketika dari sana kita bisa belajar?
Waktu akan menyembuhkan semua kesedihan, waktu membawa kita pada puncak kebahagiaan dan waktu mewujudkan doa kita yang paling dalam. Tapi semuanya jika DIRI KITA MENGIJINKANNYA dan kitalah yang memberi ijinnya.

Jakarta, 7 Oktober 2006

Ketika BERJUANG bukan hanya di medan perang!


Pahlawan kita rela mengorbankan nyawanya untuk membela bangsa dan merebut kemerdekaan. Mereka berjuang hingga titik darah penghabisan melawan pasukan licik yang mencoba mengambil harta bangsa kita yaitu kebebasan dan tanah air. Bukan main, akhirnya kita menang dan proklamasi dikumandangkan pada 17 Agustus'45. Kita menang!!! Alhamdulillah.
Sekarang tidak ada penjajahan secara fisik lagi tapi perang hati semakin memuncak. Tidak perlu jauh-jauh mencari apa itu perang hati sebab begitu banyak kekejaman secara mental yang kini hadir di sekitar kita. Lihatlah pada diri kita sendiri! Ya Allah, betapa kita harus berperang dan berjuang dengan diri, hati, keinginan, persepsi hidup, bahkan hal kecil lainnya.
Hal kecil? Ya, bahkan kita harus berjuang untuk tetap mempertahankan memandang hal kecil yang sekonyong-konyongnya datang dengan cara pandang yang positif apalagi jika hal besar datang memborbardir ketahanan diri.
Berjuang untuk mempertahankan apa yang kita anggap benar dan melawan apa yang kita anggap salah, di hati kita.
Kita tidak sedang mebicarakan orang lain, tapi kita membicarakan diri kita sendiri. Ternyata kita dulu, kini dan sampai kapan pun adalah pejuang. Ya, pejuang untuk melawan cara pandang negative dan mempertahankan cara pandang yang positif!

Jakarta, 7 Oktober 2006

Pilihan BATIN!


Sekarang aku mencoba hidup dengan pilihan BATIN yang nyaman.
Ketika ada sesuatu yang kurang, batinku mengatakan 'Kurang sedikit tidak apa-apa, toh ada hal lain yang lebih'
Ketika ada sesuatu yang gagal, batinku mengatakan 'Gagal bukan masalah, masih ada kesempatan lain untuk jadi pemenang!'
Ketika ada yang membuatku sedih, batinku mengatakan 'Kenapa harus sedih bukankah banyak hal yang membuatmu bahagia, misalnya sahabat yang mencintaimu apa adanya?'
Ketika aku melakukan kesalahan, batinku mengatakan, ' Salah itu karena kita manusia biasa, yang penting adalah bagaimana memperbaikinya.'
Ya, Pilihan batinku adalah tidak mengutuk keadaan dan menerima segala sesuatu dari kacamata yang positif. Sanggupkah aku? Aku belajar untuk melakukannya. Semoga.

Jakarta, 6 Oktober 2006

TINGGALKAN dan kamu akan BAIK-BAIK saja!


Sore kemarin seorang sahabat menelpon, seperti yang biasa yang dilakukan perempuan selayaknya sebagai sahabat, dia 'curhat' tentang kekalutan hatinya mengenai CINTA.
Sekali lagi, Cinta kerapkali membuat hati berkecamuk tak menentu. Tidak hanya dia, aku, bahkan kita semua. Semua merasa sakit ketika orang yang kita cinta memperlakukan kita dengan tidak adil. Tapi tidak adil seperti apa? Apakah tidak adil itu menurut kacamata kita sendiri? Harapan yang kita lambungkan sendiri? Tuntutan berlebihan pada pasangan kita sendiri?
Uuuugh, beberapa kali mengalami sakit dan gagal. Aku mulai belajar akan satu hal.KITA TAK BISA BERHARAP ORANG LAIN MENJADI SEPERTI YANG KITA HARAPKAN! Sebab dia adalah individu yang memiliki kebebasan seperti halnya kita.
Jadi, aku mengatakan kepada sahabatku dan juga –sekali lagi- kepada diriku sendiri, jika dia memang tidak seperti yang kamu harapkan tidak perlu merasa sakit hati. Jika kita mau menerima perbedaan maka tetaplah berjalan bersama, namun jika tidak,jangan memaksakan dia menjadi apa yang kita inginkan, PERGILAH dan TINGGALKAN! Biarkan setiap orang bebas menjadi apa yang dimauinya. Biarkan kita semua bahagia dengan pilihan yang kita inginkan!
Sahabatku, TINGGALKAN saja dia jika kamu merasa terluka, waktu akan membuatmu BAIK-BAIK saja!

Untuk Vie, sahabatku yang cantik!

Jakarta, 6 Oktober 2006

Potret Jiwa

Huuum, tentu kita akan sangat bangga dengan foto-foto diri kita yang indah. Berfoto dengan baju berwarna cerah dan senyum yang menawan atau tertawa lepas membuat foto kita menjadi sangat indah. Kita berharap semua foto yang diambil menjadi kebanggaan. Tapi, ternyata tidak semua sisi yang diambil menunjukkan keindahan. Misalnya saja ketika foto kita diambil tanpa sengaja oleh seorang fotografer saat sedang menghadiri sebuah pertemuan. Uuugh, sontak kita akan langsung membeli foto-foto jelek itu agar tidak ada seorangpun melihatnya. Kita berharap sengaja atau tidak sengaja foto yang diambil selalu indah. Padahal…
Padahal begitulah juga jiwa, bukan hanya foto fisik yang harus selalu indah tapi jiwa pun harus memiliki foto-foto yang indah. Kelak Foto-foto itulah yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Jika kita bisa menyembunyikan foto-foto diri kita yang tidak bagus tapi foto-foto jiwa kita tidak dapat disembunyikan dari Tuhan.
Ya Allah, semoga dalam keadaan sengaja dan tidak sengaja foto jiwa itu selalu tampak indah. Amin

Jakarta, 6 Oktober 2006

Berbahagia Untuknya…PASTI!

Bagaimana jika seandainya orang yang masih sangat kamu cintai akan menikah dengan orang lain? Barangkali hati kita akan berkeping-keping adanya. Tapi, mendengar apa yang dikatakan oleh sahabatku bahwa DIA, seseorang yang sangat aku cintai hingga kini akan menikah. Aku merasa berbahagia!
Berbahagia untuknya sebab aku menyadari aku tidak mungkin dapat membahagiakannya seperti perempuan yang akan dinikahinya dan dia berhak mendapatkan kebahagiaan sebab aku telah telah banyak melakukan kesalahan padanya.
Tentu, jika waktu dapat diulang kembali aku akan memanfaatkan kebersamaan dengan sebaik yang aku bisa. Tapi semua telah terlambat, kini, buatku kebahagiaannya jauh lebih berharga.
Bagaimana dengan rasa cintaku? CIntaku akan tetap terukir indah dalam hati sebagai bagian kenangan manis yang tidak mungkin bisa dilupakan.
Cinta itu masih ada di sini, di hatiku. Tapi, sekali lagi. Aku berbahagia untuknya!!

Jakarta, 6 September 2006

Sehat vs Sakit

Sobat, tahu nggak sih kalau kamu mengukur rezekimu itu dari nominal doang maka kamu salah besar sebab rezeki itu bisa macem-macem bentuknya. Misalnya aja, ketika kamu lagi jalan kaki tiba-tiba ujan deres terus ada seorang yang nggak kamu kenal nawarin kamu berpayung bersama. Itu juga rezeki! Apalagi kalo yang ngajak orangnya manis hehehe…

Tapi sakit juga bisa jadi rezeki buatmu jika kamu melihatnya dalam kacamata yang positif, negatifnya sih kamu nggak bisa ngapa-ngapain..hehe..Kenapa positif? Konon Allah bisa meringankan dosa kita dengan sakit. Tapi, bukan berarti kamu pengen ngehapusin dosamu yang ngejubel dengan membuat dirimu sakit ya? Sakit itu jangan di sengaja dong. Sakit pan nggak enak! Tapi ketika kita sudah berikhtiar menjauhi hal-hal yang bisa membuat kita sakit dan tetep dapet sakit, maka beruntunglah karena Allah sudah menyanyangi kita dengan caraNya sendiri.

Sehat dan sakit merupakan rezeki. Maka pergunakan keduanya dengan baik. Ketika kamu sehat lakukanlah banyak hal bermanfaat dan biarkan sehatmu menjadi salah satu jalan menuju impian bersamaNya. Namun ketika kamu sakit, jangan menghabiskan waktu hanya untuk berkeluh saja, nikmati sakitmu dengan penuh keyakinan bahwa apapun yang kamu alami semata-mata adalah bentuk cinta Allah padamu dan biarkan sakitmu menjadi ladang amal untuk mendekat padaNya.

Saat sakit, kamu bisa memperbanyak ibadah dengan sholat dan berzikir sebagai ganti di kala sehat. Ayo jujur, kalo kamu lage sehat suka bersibuk-sibuk ria and sering lelet ma ibadah? Hehehe. Makanya akan lebih bagus lagi kalo ketika sehat pun kamu selalu beribadah dengan baik. Amin.

Jakarta, 4 September 2006

Baik vs Buruk

Seberapa banyak kamu sudah berbuat baik? Dan seberapa banyakkah perbuatan burukmu? Iiikh, nyadar nggak sih kalau kebaikan dan keburukan yang kita lakukan itu akan balik ke diri kita sendiri.
Orang lain bakalan memperlakukan kita persis seperti kita memperlakukan orang lain. Ketika kita berbuat baik maka itu akan menjadi kebaikan untuk diri kita sendiri. Demikian juga kelak keburukan yang kita lakukan akan di’hadiah’kan kembali kepada kita.
Memang sih nggak semua kebaikan dan keburukan itu akan dikembalikan secara ‘instant’ tapi adanya balasan menjadi janji Allah untuk hambaNya kelak.
Terlebih lagi ada dua malaikat yang selalu mencatat tindakan yang kita lakukan. Di akhir hayat kelak, pencatatan itu jadi tabungan kita. Mana yang lebih banyak tabungannya? Kebaikan atau keburukan!
Tapi, jangan takut dengan keburukan yang pernah kamu lakukan. Percaya nggak sih, Allah kita itu Maha Pemaaf dan sungguh Maha Baik. Beda dong ama kita yang seringkali mendendam hehehe. Makanya selagi pintu Maaf Allah itu terbuka untuk kita, segeralah meminta maafNya dengan tulus, dengan catatan jangan diulangi lagi duuung!
Jangan anget-anget tahi ayam atau pedes-pedes makan sambel alias sebentar minta maaf sebentar bikin salah lagi. Pokoknya sekali udah tahu itu salah or bikin catatan keburukan kamu tambah berat, langsung buang ke tong sampah aja tuh tabiat! J
Pokoknya kamu percaya aja kalo sekecil apapun kebaikan dan keburukan kita pasti DICATAT malaikat. So, Don’t worry be a GOOD people! Yiippppiiiii!!!

Jakarta, 4 September 2006

Cantik vs Jelek

Apa? Kamu mengatakan diri kamu jelek! Oooh, kayaknya nggak deh, bukankah setiap manusia itu INDAH dan UNIK seperti janji Allah. Bukankah kecantikan itu bukan hanya ditampilkan melalui fisik tapi lebih kepada hati. Sekarang coba kamu ambil cermin besar dan hadapkan ke arahmu.
Lihat, ada siapa di sana? Ooow, di sana ada remaja memiliki senyum yang merekah dan membuat siapapun terpesona, senyum itu berasal dari hati yang paling tulus. Kamu nggak perlu memoles bibirmu dengan gincu berwarna pink sebab bibirmu sering lembab terbasuh wudhu dan menjadi indah. Subhanallah, betapa beruntungnya dirimu!
Bayangkan saja, di luar saja ada si pemilik kecantikan yang kerepotan mempertahankan kecantikan dengan membeli produk-produk mahal yang nguras uang saku. Si Cantik yang udah terlahir dengan kesempurnaan fisik justru lupa untuk memoles kecantikan hatinya. Makanya jangan heran kalau ada si cantik yang bikin ngiler pas di ajak ngomong tulalit tulalit..sebab di benaknya hanya berpikir bagaimana mempertahankan cantiknya dan lupa memoles kecantikan jiwanya, yang –padahal- jika jiwanya ikutan dipoles justru itu yang bikin cantiknya makin berkilau.
Kecantikan itu nggak bakalan bertahan lama. Ketika kita menua maka kecantikan lahiriah itu akan terkisis perlahan, tapi bayangkan ketika kecantikan di dalam alias inner beauty kita yang main di kenyataan maka semakin tua semakin cantiklah diri kita. Otak kita yang dipercantik akan membuat kepintaran kita semakin kentara, rohani yang dipercantik akan membuat diri semakin bijaksana. Luar biasa memang Allah menciptakan setiap manusia selalu dengan titik uniknya dan keunikan itu bisa diberdayakan dalam banyak hal serta penuh manfaat.

Jakarta, 4 September 2006